Prospek Investasi di Indoenesia
Posisi
Indonesia dalam rantai perekonomian global semakin membaik. Sebab, realisasi
investasi ke dalam negeri terus meningkat dan berpotensi mendorong Indonesia
masuk dalam jajaran negara-negara dengan perekomian terbesar di dunia.
Ketua
Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi berpendapat,
meningkatnya investasi di Indonesia tersebut mesti dibarengi langkah pemerintah
dalam memberikan sentimen positif pada roda investasi. Terutama, bagi pemodal
dari luar negeri.
Fauzi
Ichsan, Ekonom Stanchart memperkirakan, derasnya investasi asing ke Indonesia
tersebut karena dipicu tiga pilar. Pertama, roda perekonomian Indonesia
ditopang konsumsi domestik yang tinggi. "Di saat krisis global,
pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat. Sebab, 70 persen ditopang konsumsi
domestik," ujarnya saat dihubungi VIVAnews.com di tempat
terpisah, Selasa. Pilar kedua, dia menambahkan, adalah sektor komoditas.
"Kita tahu, dalam 5-10 tahun ke depan permintaan komoditas seperti batu
bara, minyak bumi, dan gas tetap tinggi. Nah, Indonesia merupakan negara kaya
akan komoditas," kata Fauzi. Sedangkan pilar ketiga, Fauzi melanjutkan,
komitmen pemerintah dalam membangun sektor infrastruktur. "Lihat saja,
dengan infrastruktur yang kurang memadai saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia
bisa tumbuh 6-6,5 persen. Apalagi ditopang infrastruktur, kemungkinan bisa
tembus angka delapan persen," tuturnya. Untuk itulah, kata dia, investor
asing atau sejumlah negara terus melirik Indonesia sebagai ladang investasi.
Tak terkecuali, negara-negara Eropa yang saat ini sedang dihantui krisis
ekonomi. "Indonesia akan menemani China dan India, sebagai negara
berkekuatan ekonomi baru di Asia," ujar Fauzi.
Berbicara
mengenai investasi di Indonesia, Indonesia sendiri memiliki sumber daya alam
yang sangat baik untuk di jadikan sarana investasi bagi para investor. Para investor
sangat banyak teratrik berinvestasi di Indonesia karena komoditasnya semakin
tinggi. Seperti batu bara dan minyak sawit yang menjadi investasi terbesar di
Indonesia.
Kunci
keberhasilan Indonesia dalam memastikan prospek investasi yang lebih atau tetap
cerah seperti beberapa tahun terakhir terletak pada menentukan proses apa yang
harus diwujudkan. Dalam hal investasi sektor riil, proses tersebut dapat
dikategorikan menjadi tiga. Pertama proses mewujudkan iklim investasi
yag lebih menarik dan kompetitif dari segala keamanan, kecepatan pelayanan
perizinan, dan kepastian hukum. Kedua adalah proses mempromosikan
Indonesia kepada dan di antara negara-negara lain di Asia dan dunia. Ketiga
adalah proses mempertahankan investasi yang sudah berjalan atau sudah
disetujui. Agar investasi yang sudah ada bisa ditingkatkan maka dukungan
masyarakat terhadap pentingnya investasi juga perlu ditingkatkan. Inilah
tiga proses atau lebih tepatnya tiga proses yang harus dipenuhi oleh Indonesia
untuk memastikan prospek investasi yang tetap cerah di tengah-tegah resesi
perekonomian global. Tiga prinsip tersebut bila dijalankan dengan baik akan
mengemas profil, kebutuhan, dan karakter Indonesia sebagai tujuan investasi
unggulan.
Profil
Indonesia adalah negara besar yang kaya sumber daya alam namun masih dalam
tahap membangun. Kebutuhan Indonesia adalah pembagunan fisik serta manusia
dengan latar belakang yang sangat majemuk dan demografi yang sangat muda.
Serta karakter masyarakat agraris yang sedang mengalami perubahan fundamental
sebagai akibat dari proses demokrasi dan desentralisasi yang sangat cepat.
Sebenarnya
resesi perekonomian kali ini membawa beberapa peluang nyata bagi Asia,
khususnya Indonesia. Pertama, sebelum AS resmi dideklarasikan mengalami resesi,
para ekonom dunia sudah memprediksikan potensi Asia sebagai garda depan
pertumbuhan ekonomi dunia, terutama India dan China sebagai lokomotifnya.
Saat
itu yang dijadikan acuan adalah pertumbuhan ekonomi di AS, Eropa dan
negara-negara maju lainnya sebagai Jepang yang semakin stagnan karena struktur
masyarakatnya yang semakin berumur dan siklus pertumbuhan ekonominya yang sudah
memasuki tahap mature atau matang. Resesi perekonomian saat ini justru
mengukuhkan posisi Asia bukan saja sebagai masa depan perekonomian dunia, tapi
justru sebagai penyelamat.
China
dan india akan mengalami goncangan yag cukup mengkhawatirkan sebagai akibat
dari resesi di AS. Kedua negara asia adidaya tersebut bergantung kepada daya
beli masyarakat dan perusahaan global yang berbasis di AS dan Eropa. India
dengan industri teknologi informasi (TI) dan China dengan ekspor barang
konsumennya.
China
dan India pasti dipaksa untuk melakukan berbagai penyesuaian internal melalui
kebijakan-kebijakan ekonomi yang sifatnya terobosan untuk menyelamatkan
perekonomian masing-masing dari dampak resesi AS yang terlalu dalam.
Penyesuaian-penyesuaian tersebut bisa menimbulkan kekhawatiran bagi para
penanam modal khususnya dalam hal kepastian regulasi. Hal ini bisa berdampak
negatif terhadap iklim investasi di kedua negara.
Nah
ini adalah berkah kedua dari resesi saat ini bagi Indonesia. Ketika para
penanam modal sudah pasti datang dan mencari peluang di Asia di luar China dan
India, Indonesia sebagai negara terbesar ketiga harusnya diuntungkan karena
lima hal utama: ukuran pasar domestik yang sangat besar, tingkat konsumsi dan
daya beli masyarakat yang semakin meningkat, potensi sumber daya alam yang
sangat kaya, stabilitas politik dan demokrasi yang terus terbangun dengan baik,
serta rezim devisa bebas yang merupakan daya tarik tersendiri karena memberikan
fleksibilitas keuangan yang sangat tinggi bagi penanam modal.
Berkah
ketiga adalah perubahan yang akan terjadi di dalam kawasan Asa itu sendiri
dengan bergesernya atau setidaknya terbaginya episentrum perekonomian global.
Stephen Roach, Mantan Chief Economist Morgan Stanley yang sekarang menjadi
Chairman Morgan Stanley Asia Pacific menulis buku dan memberi judul yang sangat
tepat ' The New Asia '. artiya tidak saja Asia akan menjadi masa depan
perekonomian global, tapi perekonomian Asia itu sendiri akan mengalami
perubahan yang cukup besar dan mendasar.
Singkatnya,
untuk membuat prospek investasi Indonesia tetap cerah maka pemerintah harus
mampu memadukan kapasitas dan keunggulan Indonesia, dengan peluang yang ada,
serta dengan terus menyadari perubahan yang sedang terjadi.
Sepanjang
empat setengah tahun terkhir, pemerintah melalui BKPM berusaha untuk
menyelesaikan beragam permasalahan praktis yang terjadi di lapangan seperti
rumit dan lamanya proses persetujuan izin investasi, menyamakan pelakuan
terhadap investor asing dan domestik, dilanjutkan dengan meningkatkan kejelasan
peraturan investasi di Indonesia.
Prospek
investasi yang sangat baik ini juga dapat mengharumkan nama Indonesia di dunia.
Indonesia hanya perlu menetapkan sistem hukum investasi yang dapat melancarkan
laju investasi bagi kedua belah pihak. Dan meningkatkan segal sumber daya
manusia agar bisa bekerja sama dengan baik bersama investor asing dan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
http://www.antaranews.com/berita/1307876425/peluang-investasi-di-indonesia-harus-dimanfaatkan-maksimal