Welcome at My Blog.....

Selamat datang di blog saya, semoga para pembaca mendapatkan manfaat dan inspirasi dari tulisan yang ada di blog ini,, selamat membaca!!!!!

Create your own at MyNiceProfile.com

Senin, 28 Maret 2011

KEBIJAKAN FISKAL


KEBIJKAN FISKAL
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.
1. Pendapatan
Gambaran pendapatan didominasu oleh perubahan relative pada tiga bidang utama yang penting, yaitu pendapatan dari minyak dan gas, pendapatan domestic yang lain (biasanya mengacu pada pendapatan domestic non-minyak, NODR di Indonesia) dan bantuan luar negeri.
a. Peran penting dari bantuan
Sepanjang periode ini bagian dari bantuan jatuh sebesar kurang dari 20% dan selama tahun 1980an sama rendahnya sampai dengan 13%. Namun demikian, hanya saat pemerintah mampu di dalam menghormati sentiment nasionalis, nilai credible untuk mengurangi ketergantungan pada bantuan luar negeri menurunkan harga minyak yang mengakibatkan perubahan utama di dalam komposisi pendapatan yang lain.
b. Nord dan reformasi pada tahun 1980an
Jumlah batuan yang besar, selain pendapatan minyak, mempunyai efek merugikan bagi NODR sejak akhir tahun 1960an sampai dengan pertengahan tahun 1980an. Bagian NODR di dalam total pendapatan terbagi dua sepanjang periode 1968-79 (dari 64,9% sampai dengan 30,2%) dan jatuhnya masih lebih jauh selama bom minyak yang kedua  sampai sebesar 25,8% pada tahun 1981.
2. Pengeluaran
a. Kecenderungan utama
Kecenderungan di dalam pengeluaran mencerminkan sisi pendapatan dalam aspek-aspek yang penting. Pengeluaraan riil pemerintah meningkat sangat tajam pada tahun 1970an akibat dampak langsung pada pendapatan minyak dan pemasukan bantuan.
3. Komponen Utama
Persentase data-data yang berhubungan dengan anggaran (anggaran belanja) di Indonesia tidak memudahkan analisis kebijaksanaan fiskal dan komponen-komponennya. Disesalkan, bahwa tidak ada perkiranaan keseluruhan pengaruh anggaran keuangan yang tersedia dan bahwa integrasi pengeluaran sektoral tidak ada. Namun, sejumlah observasi dapat dibuat yaitu pada dua komponen belanja rutin dan pembangunan.
4. Prinsip Anggaran Berimbang
Tidak ada selogan yang lebih sentral pada filosofi ekonomi ORBA ketimbang ‘anggaran yang berimbang’ (AB). Tentu saja di dalam pemikiran ekonomi AB merupakan fiksi. Anggaran adalah ‘seimbang’ hanya kerena item yang membiayai defisit (bantuan dan pinjaman eksternal) dihitung sebagai ‘pendapatan’. Jika mereka ditiadakan, anggaran  tidak akan seimbang dan sepanjang tahun akan terlihat seperti melakukan difisit. Maka prinsip AB memunculkan pertanyaan ekonomi dan politik yang menarik.

Sumber : http://djaka1.wordpress.com/2010/08/25/kebijakan-fiskal-dan-moneter/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar