ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN
PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 1981-2006
Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas
manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan
dengan pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
memperhatikan tantangan perkembangan global. Pembangunan yang terpusat
dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya mengutamakan
pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik,
ekonomi yang demokratis dan berkeadilan. Fundamental pembangunan
ekonomi yang rapuh, penyelenggaraan Negara yang sangat birokatis dan
cenderung korup serta tidak demokratis, telah menyebabkan krisis yang
mengancam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Karena itu
reformasi disegala bidang dilakukan untuk bangkit kembali dan memperteguh
kepercayaan diri atas paradigma baru Indonesia masa depan.
Sumber-sumber ekonomi yang strategis dan dominan tergantung pada
faktor nonfisik dan faktor-faktor manajemen yang mempengaruhi penggunaan
sumber-sumber dominan untuk pertumbuhan yang kualitasnya cukup banyak
serta dengan kualitas cukup tinggi, tetapi bila manajemen penggunaannya
tidak menunjang maka laju pertumbuhan ekonomi akan rendah. Pertumbuhan
ekonomi melibatkan perubahan faktor-faktor permintaan yaitu perubahan
permintaan agregatif akan menyebabkan perubahan alokasi sumber-sumber
daya dalam perekonomian. Mekanisme perubahan alokatif harus terjadi
dengan cepat dan bebas agar kenaikan kapasitas produksi dapat direalisasi.
Dalam proses pertumbuhan ekonimi berupa sektor atau industri mengalami
penciutan atau perluasan secara lambat , pergerseran atau perpindahan sumber
daya dari sektor yang satu ke sektor yang lain harus dijamin mekanismenya,
terjadinya mungkin sebagian besar melalui mekanisme pasar sehingga
pemanfaatan atau penggunaan sumber daya dalam pertumbuhan ekonomi
dapat dilaksanakan secara efisien (Jhingan, 2000:65).
Sebagian pendapat berkeyakinan akan pemikiran yang berkesimpulan
bahwa hampir semua menganggap pembangunan identik dengan pertumbuhan
ekonomi, seperti tercermin dalam tujuan pembangunan. Sedangkan
pertumbuhan ekonomi merupakan fungsi dari investasi yang berarti
tergantung dari jumlah modal dan teknologi yang ditanam dan dikembangkan
dalam masyarakat. Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan tingkat pendapatan nasional. Kegiatan investasi memungkinkan
suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kemakmuran
(Sukirno,2000:367). Adanya investasi-investasi baru memungkinkan
terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru
yaitu menciptakan lapangan pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan
menyerap tenaga kerja yang pada gilirannya akan mengurangi pengangguran.
Dengan demikian akan menambah output dan pendapatan baru pada faktor
produksi akan menambah output nasional sehingga akan terjadi pertumbuhan
ekonomi.
Melihat kondisi Indonesia yang sedimikian rupa maka peningkatan
modal sangat berperan penting untuk meningkatkan perekonomian, oleh
karena itu pemerintah dan swasta berupaya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi melalui penghimpunan dana yang diarahkan pada kegiatan ekonomi
produktif yaitu dengan menggenjot investasi, baik penanaman modal dalam
negeri maupun penanaman modal dalam negeri serta penimgkatan volume
perdagangan luar negeri melalui ekspor guna menambah cadangan devisa.
Kemudian untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu dijabarkan
dalam variabel-variabel ekonomi yang meliputi penciptaan kesempatan kerja,
pertumbuhan PDB dan menekan laju inflasi. Ketiga tujuan ekonomi tersebut
merupakan sarana dari kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan
pemerintah. Ketiga sasaran kebijakan ekonomi tersebut kadang satu dengan
yang lainnya saling bertentangan ( trade-off ), dalam arti jika diterapkan suatu
kebijakan ekonomi untuk mencapai salah satu sasaran, maka akibat
kebijaksanaan tersebut justru menjauhkan dari sasaran yang lain. Sebagai
misal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dapat mengakibatkan
terjadinya peningkatan pada harga umum atau menyebabkan terjadinya inflasi.
kebijakan moneter merupakan salah satu kebijaksanaan pemerintah
yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Apabila pemerintah memandang
bahwa tujuan pembangunan ekonomi tidak seperti yang diharapkan, misal
adanya pengangguran yang cukup tinggi, inflasi atau defisit dalam neraca
pembayaran, maka perlu adanya tindakan stabilisasi untuk menghilangkan dan
mengurangi pengangguran, menekan inflasi dan defisit neraca pembayaran.
Salah satu alat kebijakan ekonomi adalah easy money policy, yang
diharapkan dapat menciptakan kemudahan dalam memperoleh kredit
perbankkan untuk investasi. Kemudian yaang diciptakan ini akan berakibat
pada meningkatnya permintaan barang-barang investasi dan juga barangbarang
konsumsi. Meningkatnya permintaan ini akan mengakibatkan
kecenderungan kenaikan harga-harga umum atau mengakibatkan adanya
inflasi. Demikian pula sebaliknya, kebijakan untuk menekan laju inflasi dapat
mengakibatkan terlambatnya laju pertumbuhan, dengan menerapkan kebijakan
uang ketat. Kebijakan uang ketat ini akan ditandai dengan meningkatnya suku
bunga perbankkan yang cukup tinggi. Tingkat suku bunga yang cukup tinggi
akan mengakibatkan lemahnya laju pertumbuhan ekonomi dan laju penciptaan
kesempatan kerja.
Nama : Isti Putri PujiantiNPM : 23210673
Sumber : http://etd.eprints.ums.ac.id/823/1/B300020065.pdf